Minggu, Juni 21, 2009

Repot atau Gampang ya Sekolah Sekarang?

Ceritanya nih, keponakanku, Kinan, tahun ini mau masuk SMP. Setelah kemaren dapat kabar menggembirakan, keponakanku itu mendapat prestasi dalam perolehan angka NEM tertinggi di SD Mustikasari 1, sekarang giliran bingung mendapat informasi pendaftaran masuk SMP di Bekasi, yang tahun ini menjadi online. Wadduh.....bakalan lebih ribet atau lebih gampang yah, gak tahu juga.
Tapi setelah googling (itupun setelah tanya kiri kanan, dan keponakanku yang satu itu sudah ribut minta tolong dilihatin di internet, soal kapan pendaftaran yang katanya online itu) akhirnya menjadi sedikit lebih jelas. Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bekasi, kata Pikiran Rakyat, berencana menggelar pelaksanaan Penerimaan Siswa Baru (PSB) secara online 1-4 Juli 2009 mendatang.

Embel-embel online, ternyata masih mengharuskan para calon siswa untuk hadir "offline" di sekolah yang menjadi tempat pendaftaran. Nah, di situs pendaftarannya, yang akhirnya aku temukan, terdapat penjelasan jelas tentang tata-cara pendaftaran, daftar SMP maupun SMA yang masuk dalam sistem pendaftaran online tersebut, sampai ke formulir pendaftarannya juga bisa didownload disana. Dan yang jelas, Semua proses pendaftaran itu tidak dipungut biaya. Terus yang jelas juga, satu orang siswa memiliki kesempatan untuk mendaftarkan diri di empat sekolah sesuai pilihan mereka. Sekolah yang menjadi lokasi pendaftaran, tak harus menjadi salah satu dari empat pilihan itu.

Alur dan metode yang dipakai dalam proses seleksi juga dipaparkan habis di situs tersebut. Terus yang lebih enak lagi, para orangtua maupun calon siswa bisa melacak namanya dengan mengakses alamat website yang kelak akan diumumkan saat pendaftaran dimulai. Pengumuman siswa yang diterima akan dilakukan pada 8 Juli 2009, dan pendaftaran ulang mulai 9-11 Juli 2009. Duh, semoga saja keponakanku bisa masuk SMP, karena jumlah kursi yang diperebutkan untuk SMP, hanya sebanyak 12.484 kursi.

Sepertinya nggak akan jadi seribet dalam dunia nyatanya, kalau mencari informasi itu semudah googling. Tapi kenyataan di lapangan, ada guru yang sampai hati door to door, menawarkan bantuan untuk mendaftarkan (terus di belakang pakai "main mata" karena menyangkut perihal fulus), terus ada yang terbingung-bingung perihal kapan pastinya pelaksanaan pendaftaran itu dilakukan. Kayaknya perlu juga ngusulin ke pak RT, supaya semua informasi di situs psb online bekasi ini di cetak terus ditempel di balai RT, sehingga semua warga yang punya anak dan kebetulan mau masuk SMP, bisa dengan gamblang menyikapi perkembangan informasi yang terjadi. Terus buat para guru, biar menjadi lebih mulia kedudukannya, bukan malah menjadi makelar untuk para mantan anak didiknya. Toh, akan lebih mendidik, jika anak didiknya diberikan informasi, terus diberikan dorongan semangat untuk mendaftar sendiri, datang ke SMP yang melakukan pendaftaran online. Lebih mendidik, dan image guru, akan lebih elegan. Tetap menjadi icon tak terbantahkan, sebagai pendidik sejati. Atau mereka lebih mendewakan uang, dan rela menggadaikan pendidikan "mantan" anak didiknya demi sesuap nasi?

Berdoa barangkalai merupakan ikhtiar yang paling dibutuhkan saat ini, buat memuluskan proses masuknya keponakanku ke SMP pilihannya di Bekasi. Kenapa aku bilang demikian, karena membaca Pos Kota, tentang gagalnya operasi SIAP online ini waktu pameran pendidikan kota Bekasi, Mei lalu. Semoga gak ngadat lagi. Masak mau samaan dengan Kopaja. Wekekekeke.

ps: Rangkuman tulisan dari Pikiran Rakyat, Suara Pembaharuan, Merdeka, dan Warta Kota.

4 komentar:

nuuii mengatakan...

kayaknya berat ya sekolah di jaman sekarang, ribet banget prosedurnya... kemaren aku dapat kabar dari tanteku klu sepupu-ku yang kembar 3 lulus SD dengan nilai NEM rata-rata mendekati sempurna 9,5 tapi sekarang si tante malah bingung anaknya mo masuk SMP mana. mesti nyari sekolah dulu padahal klu dulu masuk sekolah berdasarkan rayon ya nga ribet cari-cari :)

Kaila mengatakan...

hmmm....
Kaila kira-kira nanti lebih ribet lagi enggak ya kalau sudah masuk masa sekolah :-?

mudah-mudahan enggak lah ya... tempat sekolah kan gak harus yang favorit.

Hitam Putih Blogger mengatakan...

Semoga saja gak akan terjadi kayak PPDB di Solo, yang sampai kacau balau tahun kemaren, karena menggunakan algoritma yang kurang akurat. Ditungggu ya laporan perkembangan selanjutnya.

Anonim mengatakan...

Semoga saja gak akan terjadi kayak PPDB di Solo, yang sampai kacau balau tahun kemaren, karena menggunakan algoritma yang kurang akurat. Ditungggu ya laporan perkembangan selanjutnya.